Selasa, 15 Maret 2011

Kasepuhan - Banyu Mataram


SP – Kasepuhan adalah sebuah Perjalanan

Dengan penuh kehati-hatian pendekatan ini berulang kali kita lakukan, dengan harapan pencapaian tujuan yang haq dan memetik buah kemuliaan benar-benar dapat diraih. Melalui beberapa aspek dan kaidah tetap kita aplikasikan untuk mendapatkan makna yang tersurat dan tersirat dalam tiap kata dan rangkaian bait yang telah tersusun tanpa mengesampingkan daya kekuatannya.

Beberapa metode dan pencarian sumber utama ( first source ) dan referensi kita terapkan untuk mengurai (wedar ) akan kearifan dan ajaran yang begitu tinggi dan merupakan tataran ( level ) puncak dalam keilmuan Banyu Mataram.

Ada 3 pendekatan yang dapat dilakukan :

  1. Pendekatan secara harfiah dan kaidah bahasa
  2. Pendekatan melalui batiniyah dan pengkajian daya
  3. Pendekatan Kasampurnan itu sendiri.

Beberapa metode tersebut memungkinkan semakin luasnya penafsiran makna yang ada, melalui sudut pandang yang beragam semakin menambah khasanah perbendaharaan yang kaya akan ajaran yang sudah semestinya tetap dilestarikan. Perbedaan penafsiran diharapkan tidak menjadi ketimpangan akan pemahaman, namun haruslah tetap menjadi berkah bagi semua pihak yang menghendaki pemahaman yang sesungguhnya dan tujuan mulia mempelajari dan minimba ilmu ( ngangsu kaweruh ) dan memanifestasikan dalam kehidupan yang fana menuju kehidupan yang abadi ( baka ).

SEPUH yang disingkat menjadi SP

Menurut kamus bahasa Indonesia dari PUSAT BAHASA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL JAKARTA, 2008

Syahadat berarti persaksian dan pengakuan (ikrar) yg benar, diikrarkan dengan lisan dan dibenarkan dengan hati bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rasul Allah.

Sehingga orang yang bersyahadat harus bertasyhid atau mengucapkan kalimat syahadat menyatakan pengakuan iman (bersaksi dsb) dengan mengucapkan kalimat syahadat

SP- Sepuh merupakan tahapan yang sangat penting dalam ilmu Banyu Mataram. Bermula dari fase mengolah rogo masuk kedalam fase roso yang semakin memperluas kekayaan immaterial dan bathin . Dimana merupakan transit batu loncatan ke berbagai rangkaian ilmu-ilmu yang lain setelah menapaki tahapan rogo yang diwisuda dengan PK ( pamungkas kanuragan ).

SP menjadi sebuah titik awal perjalanan yang semakin panjang dimana cakupan dari hubungan tidak hanya secara horizontal ( hablumminannas ) maka di SP ditingkatkan dengan hubungan vertical (hablumminallah ).

SP menjadi Perubahan

Metamorfosa, mungkin sebuah pendekatan yang cukup untuk menyingkap tabir tentang hebatnya ilmu SP ini. Perubahan dari tataran kanuragan yang kuat disempurnakan dan dirangkum dalam satu tahapan mutlak untuk lebih mengetahui dari tiap rangkaian kanuragan yang akan ditinjau secara roso , rahso , perasaan, immaterial dan bathin.

Oleh karenanya SP dijadikan sebagai tahapan awal pada level Roso. Roso adalah tanggapan panca indera dari sentuhan indra terhadap keadaan diluar yang mempengaruhinya. Berarti yang kita urai adalah hasil dari tanggapan panca indera bukan cara dari deteksi panca indera.

Rogo atas indera akan melaporkan bahwa suatu benda be_rasa manis. Maka yang harus kita detailkan adalah manis_nya. Bukan indera yang harus bisa merasakan manis. Kemudian terus akan berlanjut dalam penjabaran indera manasajakah yang bisa merasakan manis. Dan ada berapakah macam-macamnya manis itu.

Tentunnya jika kita mambahas ini akan mejadi sebuah perspektif yang dikhawatirkan menjauh dari kontek roso bahwa roso itu ada roso didalamnya dan roso itu ada batinnnya roso dan inti dari roso. Wallahualam.

Atas dasar analogi diatas level SP menjadi sebuah aspek momentum perubahan maindset kita dari yang hanya melulu mengurusi kanuragan, kathosan, kaneman . Namun mulai menapaki tahapan bathin dan hubungan dengan Sang Pencipta.

SP tidak meninggalkan pondasi kanuragan. Melainkan justru SP akan membawa lebih mendalami kanuragan dan lebih mudah mengolah daya kanuragan itu sendiri melali roso.

Perubahan secara keilmuan dan perubahan secara sikap mental sehari-sehari bagi yang telah memiliki ilmu SP sudah sewajarnya lebih terasa dan patut menjadi parameter keberhasilan untuk menentukan langkah penggemblegan ilmu Banyu Mataram.

SP mestinya memang tidak sekedar diucapkan, melainkan selalu diperdalam dan diperluas makna dan pengertiannya sehingga apapun yang dipikirkan dan dilakukan seseorang selalu dijiwai oleh perasaan, keyakinan dan pengalaman kehadiran Tuhan di manapun berada. Kalau kualitas SP yang demikian dapat diraih, maka seorang insan mestinya akan terhindar dari tindakan negatif.

Syahadat atau kesaksian seharusnyalah lebih dihayati sebagai kerja aktif sepanjang hayat seseorang. Bersaksi berarti mencintai, mentaati, dan berkurban berdasarkan pengetahuan dan pengalaman beragama. Karena Allah SWT maha Kasih, maka bersyahadat berarti juga menyebarkan kasih Tuhan untuk diteruskan kepada sesama hamba dan makhluk-Nya

SP- sebagai Totalitas Kepasrahan

Sumonggo jiwo rogo kulo . Ini merupakan wujud pengabdian hamba kepada sang kholiq. Sehingga pembahasan siapa manuwoso dan siapa kang maha Kuoso tidak hentinya terus dikupas dan didapatkan pemahaman menuju pencerahan / tinarbuko

Perlu diyakini bahwa uniknya SP adalah didalam kepasrahan tersembunyi sebuah kekuatan dan inner power dalam menghadapi segala kondisi . Dengan total pasrah atau menyerahkan mutlak diri kita kepada Allah SWT kita akan lebih dekat denganNya. Sikap menyadari dan menyakini bahwa kita adalah ciptaanNya maka tiada daya dan upaya adalah semua bersumber dari Allah SWT semata.

Seluruh makhluk tidak ada tandingan dan bandingannya dengan sang Pencipta. Oleh karenaya Dialah yang Maha Mengetahui dan Maha Kuoso akan diri kita yang tidak sepatutnya membanggakan akan kehebatan kanuragan, kedunawian .

Berserah diri adalah mempercayakan diri kita pada Allah SWT. Tawakal adalah pasrah diri kepada kehendak Allah SWT dengan percaya sepenuh hati kepada Allah akan nasib kita setelah berusaha dan ber_ikhtiar. Ikhtiar adalah berdaya upaya dengan mengerahkan segenap budi dan daya pikir untuk berbuat mengatasi kondisi yang dihadapi.

Maka makna kepasrahan adalah setelah kita melakukan ikhtiar yang dilandasi sir , budi, cipto akal . Sir berarti tersembunyi atau gaib . Budi adalah pikiran sehat sebagai alat batin yang merupakan paduan antara akan perasaan untuk menimbang baik dan buruk. Adapun Cipto adalah kesanggupan dari kehendak untuk meng_ada_kan sesuatu yang baru . Sedangkan akal adalah daya pikir untuk mengerti akan sesuatu hal.

Kaweruh sir budi cipto akal akan mudah dipahami jika kita memperdalam melalui metode Tumpeng Kencono .

SP adalah sebuah Perjalanan.

Ilmu Banyu Mataram memiliki metode berkesinambungan . Satu tahapan dengan satu rangkaian akan saling berkaitan. Sehingga tidak benar jika satu rangkaian akan mandeg dan berhenti tanpa pendalaman.

Penguasaan dan mendapatkan hasil yang maksimal seharusnya lebih bisa dan mudah didapatkan. Karena jika satu rangkain mendapatkan hasil tidak maksimal maka pada tahapan dan rangkaian selanjutnya atau sesuai petunjuk pembimbing akan diarahkan kembali.

Begitu juga SP ini, akan dikaji ulang, akan dijadikan landasan diberbagai rangkaian lain. SP tidak berhenti pada SP itu sendiri melainkan akan diperdalam dan menjadi dasar pembangkitan daya di berbagai tingkatan hingga ke KS. Berikut adalah SP yang menjiwai dalam berbagai rangkaian dari KN hingga KS.

Jolo Kumoro

Cikal bakal SP adalah pada KN 2 ini. Jagad Tengah Sirullah, Dzatullah, Sifatullah Ya Muhamadullah . Dimana dzat keagungan Allah mulai di siratkan dalam membangun pondasi kanuragan.

Bibit-bibit ketauhidan ditanam dan mulai disemai sejak dini melalui penggemblengan kanuragan. Manusia diciptakan dalam keadaan suci, sehinngga Jolo Kumoro mulai membangkitkan dan mengingatkan kita akan hal kesucian.

Kawulo wus Dunung

Gusti Allah Kulo Nyuwun Krah Ceplak Slorok . Terus diulang kembali meski pada level kanuragan. Dan masih ada beberapa rangkaian yang hampir serupa.

Pageran Pagebluk

Gondelanku Pancatanku ALLAH, Laillahaillallah Muhamadur Rasulullah . rangkaian ini juga merupakan penjabaran dalam SP. Lebih jelas akan landasan / pancatan dan hanya bisa pasrah atau gondelan , bergantung ( hanya ) kepada Allah SWT.

Rabbbuillullah - RB

Allah mobah sak jerone roso, Allah musek sak jeroning ati . Bagaimana mungkin kalau tidak ada SP jika kita mengharap fenomena dan keyakinan RB akan terwujud. Per_gerak_an Roso atau mobah dan ter_gerak_nya hati atau mosik adalah diharapkan dan bersumber dari Allah. Bukan dari kekuatan iblisi, keinginan duniawi dan nafsu.

Roh Mulyo

Allah kang nitahken jiwo rogo kulo. Dalem sumungkem ing ngarso paduko . Roh mulyo/ Roh Idlofi adalah penyempurnaan SP sebelum menapaki level KS. Level ini sangat dahsyat dalam memempersiapkan hambanya untuk siap dan mapan menerima ilmu KS. Rangkaian ini mutlak sebagai wujud penghambaan dan seluruh insan dan insun disadarkan sebagai sebuah pencerahan tiada akhir akan kodrat manusia dan kedudukan manusia dimata Tuhannya.

Tiada lain yang Allah SWT akan perhitungkan sebagai hamba yang sempurna kecuali bobot taqwa yang dibawa hambanya.

Mandi dan kungkum

Murup Mancur Cahyaning Ning kang Peparing Gusti Allah. Murup Mancur Cahyaning Rasa kang Peparing Gusti Rasul. Transit dan sumber daya SP menjadi dasar dalam ritual-ritual tidak hanya dalam rangkaian saja.

KS - Kasampurnan

Bait Pertama - Panglebur :

Melalui kunci SAW sebagai kunci sumber safaat di dunia dan akhirat adalah mengawalinya. Pangelebur Toya . Sarupa nira sarupa ingsun. Adalah rangkaian SP ( sepuh ) yang seringkali digunakan sebagai sarana penyatuan. Panglebur Toya / air adalah penyatuan antara diri kita dengan alam semesta dan juga merupakan penyatuan dengan sang Pencipta. Setubuh, sebadan, Ajur ajer, asimilasi, senyawa, Kaffah, nyawiji, manunggal adalah bentuk dari persamaan dan kesepahaman yang berujung pada kedekatan yang mutlak antara manusia dengan alam semesta dan sang Pencipta. Ingsun yang merupakan penyempurnaan dari manuwoso yang telah menobatkan dirinya menjadi hamba sekaligus utusan / rasul di muka bumi.( PK ).

Bait Kedua

merupakan pengulangan kembali terhadap PK dan SP. Jika sebagai rasul dapat diartikan sebagai utusan. Maka jika sebagai wali yang diemban adalah sebagai wakil. Waliyullah juga bisa diartikan sebagai maqom / tingkatan seperti wali . Maka segala tindakan kita harus disempurnakan dengan sih pangandiko dalem dan RB. Mobah sakjeroning ati musek sakjeroning roso (kun).

Bait Ketiga – Cahya Jati

Cahya Jati dapat diartikan sebagai Nur. Cahya Jati adalah hakekat dari cahaya petunjuk dari yang Maha Kuasa. Bahwa ingsun yang telah mampu nyawiji akan memperoleh satu petunjuk . Dalam KS dilambangkan melalui cahaya.

Petunjuk atau wahyu adalah petunjuk untuk menuju jalan kebenaran , wahyu merupakan sebuah fenomena dan fenomena ini berada jauh di luar jangkauan persepsi manusia, namun dampaknya dapat dirasakan , seperti kekuatan lain dan efek-efek yang dilahirkan, Wahyu Tuhan melahirkan dampak yang besar pada pribadi yang menerimanya. Wahyu menghidupkan bakat dan kemampuan, mewujudkan revolusi pada diri penerima dan umat manusia. Dengan wahyu dan hidayah akan memperoleh keyakinan mutlak

Bait Keempat – Kesaksian

Jelas pada bait keempat adalah kesaksian. Pada bait ini mengulang kembali tentang SP. Sebagai wujud ingsun yang telah bersumpah dan berikrar akan adanya kekuasaan Tuhan yang Maha Esa.

Banyu sepisan adalah menggambarkan asal muasal manusia pada saat pembuahan dan catatan kehidupan manusia sudah tertulis akan setia pada Sang Pencipta ( lauhul mahfud ). Tumetes Pindo adalah saat bukaan dan peresmian menjadi Banyu Mataram. Melalui maskawin atau pitukon atau amal sholeh, maka ketika ditimbang-timbang ( koyan ) tetaplah tidak ada yang lain ( makoyan ) maka tetaplah yang utama adalah dengan Ikrar dengan lisan ( swara ) atau syahadat .

Syahadat tauhid dan syahadat rasul sebagai ikrar lisan sebagai penentu akan keimanan. Dimana bersaksi/ menjadi tahapan akan keyakinan bahwa yang tidak terlihat ( maya ) itu ada. Dimanapun kedudukan ( ngendi lungguhi ) dari kekuatan Maya maka harus tunduk dan patuh kepada sang pencipta ( syahadat tauhid )

Lebih jauh penjabaran ini pada pembahasan KS .

SP adalah Masterkey.

Kita mengenal adanya bukaan. Tentunya harus ada alat pembukanya ( anak kunci ). Jika Klimak yang diambil dibutuhkan pembangkitan dan pembukaan agar yang dimaksud atau yang diharapkan dapat terbuka dan terwujud.

Fenomena bukaan adalah proses lahir batin yang melibatkan berbagai unsur dan keadaan manusia / individu yang dibuka. Dengan mempertimbangkan pihak yang dibuka dan klimak yang akan diambil. Dimana seluruh keadaan tersebut dianggap masih tertutup atau terkunci. Oleh karena ritual tersebut dinamakan bukaan yang merupakan proses menghilangkan penutup dan belenggu yang menyelimuti.

Posisi SP adalah ditengah ( manggen tengah ), sehingga akan menjadi kunci dari segala kunci untuk membuka sebagian besar klimak dalam Banyu Mataram. Baik mulai dari proses bukaan, ritual, mbagun, tuntunan, pembangkitan dan meng_aplikasikannya.

Melalui medode tumpeng kencono diajarkan bahwa jika sudah mencapai tingkatan SP ini , maka jika kita seumpama akan mengaplikasikan KN maka lebih baik diawali dengan SP. Meskipun kunci selanjutnya adalah menggunakan SAW namun dengan kunci SP yang diapakai terlebih dahulu Insya Allah maka akan memudahkan tercapainya sebuah tujuan.

Data empiris

Semoga tidak menjadi target dan sebuah parameter atau tolak ukur tentang SP. Berikut adalah pengalaman-pengalaman dari berbagai sumber tentang pengamalan SP dimana melalui berbagai ritual, meditasi dan ibadah hal ini bisa terjadi.

- Kabut putih bergumpal- gumpal.

- Tubuh terasa dingin

- Melayang

- Berada dalam ruang tanpa batas

- Dikawal makhluk serba putih yang banyak

- Dan masih banyak yang lainnya.

Pengalaman ini hanya sebuah proses tiap individu dalam mendalami dan mengamalkan SP. Sehingga tiap individu akan mendapatkan pengalaman dan data empiris secara berbeda-beda. Hal ini kami utarakan agar cukup diketahui akan daya dan fenomena yang bisa ditangkap oleh indra dan sekali lagi bukan sebagai alat untuk mengukur keberhasilan dalam nggegulang ilmu SP.

Pendalaman roso secara empiris dititikberatkan pada landeping panggrahita, wasapada lan waskita

Awal - Akhir

Kapan sebenarnya SP ini dimulai dan kapan akhir dari SP ini berlabuh. Tentunya ini menjadi misteri dan rahasia Allah SWT. Yang jelas manusia sejak lahir telah dibekali dengan SP melalui syariat diazdani yang dialunkan di telinga kanan dan diingatkan untuk selalu mendirikan ibadah melalui alunan iqomah di telinga kiri.

Pada Usia Baligh mungkin 14 tahun setelah akil baligh tentang syahadat mestinya selalu dikaji ulang sehingga menjadi momentum bahwa kesaksian terus berjalan.

Pada saat berikrar penikahan pun kembali Syahadat menjadi hal yang wajib dilakukan.

Kemudian moment yang tidak boleh terlewatkan adalah talkin yaitu membimbing membaca dua kalimat syahadat saat sakaratul maut dan setelah dimakamkan.

Kita telah melihat begitu SP saling terkait dan berulangkali dipaparkan. Ini bukti selalu eling dan di_langgeng_kan dalam tiap aspek dan mata rantai tidak terputus. Sehingga perjalan SP begitu panjang dan tanpa henti mulai sejak kita dilahirkan (di_adzani ) hingga menuju akhir hayat di _talkin.

SP merupakan proses terus menerus, tidak selesai dan tidak cukup hanya sekali diucapkan, mungkin kita sendiri tidak tahu persis kapan malaikat mencatat syahadat yang menandai keislaman kita. Dengan demikian, bersyahadat dan berislam mengasumsikan sikap rendah hati dan terus selalu belajar sehingga tidak pantas merasa dirinya paling benar, paling tahu dan paling dekat dengan Tuhan. Kita semua berusaha mendekat, berusaha di atas jalan-Nya, namun pada akhirnya hanya Allah Yang Maha Tahu.

Allah SWT melalui kunci SP tidak bisa dipahami hanya dengan kekaguman, ritual dan meditasi semata. Melainkan dengan cinta kasih dengan sesama , alam semesta dan wujud ibadah (syariat) kepadaNya.

Wallahu A’lam.

Mohon Maaf , bagi yang belum mencapai level SP, agar tidak membaca tulisan ini, kecuali mendapat bimbingan langsung dari Pembina. Terima kasih atas pengertiannya.

hanya untuk kalangan sendiri

2 komentar:

  1. Didalam belajar tentu ada kurikulumnya ,setiap kurikulum dan tingkatan ada test .berhasil atau tidak ,maka dalam belajar jangan dipotong potong atau satu tingkatan dibahas pa lagi tingkatan atas ,bisa jadi salah .Rumongso iso ora iso Rumongso .Dzate ra tau ketemu ....
    Salam

    BalasHapus