Historykal
Laksana air, ilmu banyu mataram selalu meresap dan turun mengikuti aliran dan kodratnya. Semakin dalam , maka semakin deras air mengalir. Dari berbagai guru dan sesepuh ilmu banyu mataram tetap eksis diberbagai daerah. Yogyakarta menjadi basis perkembangan ilmu yang paling marak. Dari Kanjeng Sunan Kalijaga, Sultan Agung Hanyokrokusomo, Pangeran Purboyo dan seterusnya.
Semenjak tahun 1950 beberapa rangkaian ilmu banyu mataram mulai terhimpun. Disatukan kembali dibersihkan dan disusun sehingga menjadi sebuah ajaran dan cerminan alam semesta dan kehidupan yang arif dari daya linuwih laku dan prihatin. Dalam perjalanan Ilmu Banyu Mataram mengalami degradasi oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab dengan memasukkan laku, ritual dan ajaran yang menyimpang dari apa yang diamanatkan Kanjeng Sunan Kalijaga. Nilai-nilai tauhid dan budaya mataram menjadi pasangan yang bersanding selalu harmonis kembali harus ditegakkan.
Pada tahun 1976 Ilmu Banyu Mataram mulai tertata kembali. Melalui Ngesti Roso Kasampurnan terbentuklah perkumpulan yang tidak mengikat bagi anggotanya. Perjuangan untuk melestarikan dan mengembangkan ilmu banyu mataram terus berlanjut meski terasa begitu lambat. Sehingga pada tahun 1991 timbullah niat untuk membentuk wadah baru yang lebih pas dan tepat untuk menyatukan insan banyu Mataram.
Butuh proses panjang, pemikiran dan pendalaman mulai mengkristal tekad untuk menyatukan saudara-saudara yang terpisah. Pada hari Sabtu tanggal 22 Desember 2002, insan banyu mataram bersama-sama menyatukan tekad, niat dan segenap rasa untuk mendeklarasikan perkumpulan baru, wadah baru yang diberi nama PERGURUAN OLAH RAGA LAHIR DAN BATIN PONCO MOYO BANYU MATARAM. Dengan ikrar dan janji setia insan banyu mataram sadar dan bertanggung jawab untuk melestarikan Ilmu Banyu Mataram yang arif dan adiluhung.
Budaya dan Islam Mataram
Ciri khas orang jawa pada umumnya senang berilmu dan tirakat (prihatin) , demi untuk mencapai apa yang diharapkan (dicita-citakan). Tetapi seringkali karena kurang faham dalam mencari bimbingan, maka yang diperoleh adalah ilmu yang menyesatkan ataupun berguru pada orang yang ilmunya belum mencapai kesempurnaan. Hanya mengejar instant dan kepentingan sesaat dan duniawi semata maka yang diikuti adalah ajaran yang hanya dalam lingkup block magic, menhambakan diri pada Jin dan Setan (kepuasan hidup) sehingga bersandar pada bisikan, insting, dan naluri saja.
Maka dari itu Perguruan “ Ponco Moyo Banyu Mataram “ salah satu perguruan yang memberikan suatu ajaran dalam berilmu yang hak (benar) yang dapat membimbing manusia menuju kebenaran yang dimiliki Tuhan YME sehingga bisa mendapatkan kekuasaan menggunakan Experimen daya dari Tuhan YME dalam arti segala perbuatan sifat nama telah seteril dari pada maksiat.
Ilmu banyu Mataran mengajarkan proses manusia membangun hidup taqwa untuk menuju kesempurnaan budi pekerti yang luhur serta budi daya manusia yang terakhir. Karena manusia yang sesungguhnya sudah digariskan (kodratkan) menurut ketentuan Tuhan YME juga diberikan kekuasaan, kesempurnaan untuk sampai menghadapi hari akhir. Tetapi karena ikut campurnya unsur (kekuatan) yang tidak hak didalam jiwa dengan tidak sadar maupun sadar, sengaja atau tidak sengaja sehingga akan mempengaruhi kesempurnaan dalam jiwa.
Kerusakan akan terjadi dalam bentuk berbeda-beda tergantung apa saja yang mempengaruhinya sehingga akan terjadi kekotoran (annazir) yang bisa merusak / mempengaruhi kesempurnaan didalam jiwa yaitu :
- berpengaruh didalam tingkat Rogo
- berpengaruh didalam tingkat Roso
- berpengaruh didalam tingkat Cipto
Padahal untuk kembali dihari akhir manusia itu harus dalam keadaan fitrah (bersih dari annazir) tidak ada unsur yang tidak hakyaitu dalam keadaan sempurna tanpa sekutu harus kembali deangan jati dirimanusia yang sejati.
Karena manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna.
Ilmu Banyu Mataram adalah ilmu dan ajaran yang diwariskan oleh Sunan Kalijaga. Ilmu Banyu Mataram meliputi Gerak Lahir ( senam dan pernafasan ) dan Gerak Batin ( meditasi dan ajaran budi pekerti ). Dalam dakwah, Sunan Kalijaga memiliki pola yang sama dengan mentor sekaligus sahabat dekatnya yaitu Sunan Bonang. Paham keagamaannya cenderung "sufistik berbasis salaf" -bukan sufi panteistik (pemujaan semata). Sunan Kalijaga juga memilih kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah. Beliau sangat toleran pada budaya lokal. Ia berpendapat bahwa masyarakat akan menjauh jika diserang pendiriannya. Maka mereka harus didekati secara bertahap: mengikuti sambil mempengaruhi. Sunan Kalijaga berkeyakinan jika Islam sudah dipahami, dengan sendirinya kebiasaan lama hilang.
Maka ajaran Sunan Kalijaga terkesan sinkretis dalam mengenalkan Islam. Ia menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah. Dialah pencipta Baju takwa, perayaan sekatenan, grebeg maulud, Layang Kalimasada, lakon wayang Petruk Jadi Raja. Lanskap pusat kota berupa Kraton, alun-alun dengan dua beringin serta masjid diyakini sebagai karya Sunan Kalijaga
Oleh Karena itu Budaya dan Islam Mataram menjadi kewajiban kita untuk terus melestarikannya sekaligus sebagai warisan yang tidak ternilai bagi anak cucu .
Salam sejahtera kawan- kawan di Banyu mataram, kenalkan nama saya Alfi, Saya sudah bergabung di banyu mataram sekitar 8tahun yang lalu, melalui forom ini Saya mau mengajak kawan-kawan untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih baik, untuk lebih jelasnya silahkan kunjungi webset Saya di www.Aktivasidbs.com/?id=alfi212
BalasHapusWAH mass alfii kok malah Promosiiii??
BalasHapusini yg di namakan ngansu kaweruh... udah 8 tahun bearti dah mumpuni ....
Salam....
BalasHapus